
Sunday, July 30, 2017
KERAGAMAN = Suatu kondisi pada kehidupan masyarakat.
(Oleh Afifah Chairani, Akuntansi 2015)

Keberagaman
adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam
berbagai bidang. Perbedaan tersebut terutama dalam hal suku bangsa, ras, agama,
keyakinan, ideologi politik, sosial-budaya, ekonomi, dan jenis kelamin.
Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan
bangsa. Keberagaman yang ada di Indonesia disatukan oleh semboyan Bhinneka
Tunggal Ika yang bermakna “meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua”.
Keberagaman di
Indonesia (multikultural) tidak selamanya mengundang keindahan. Keberagaman
tersebut dapat memicu gejolak perselisihan. Istilah multikultural akhir-akhir
ini mulai diperbincangkan di berbagai kalangan berkenaan dengan merebaknya
konflik etnis di negara ini. Multikultural yang dimiliki Indonesia dianggap
faktor utama terjadinya konflik. Konflik berbau SARA yaitu suku, agama, ras,
dan antargolongan yang terjadi di Jakarta, Aceh, Ambon, Papua, Kupang, Maluku
dan berbagai daerah lainnya adalah realitas yang dapat mengancam integrasi
bangsa di satu sisi dan membutuhkan solusi konkret dalam penyelesaiannya di
sisi lain.
Isu berkaitan
dengan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) dan radikalisme akhir-akhir
ini semakin mengganggu masyarakat dan memberi dampak terhadap perekonomian
Indonesia. Hal ini perlu segera diatasi karena dapat berpengaruh negatif
terhadap ekonomi nasional.
Berbagai
bentuk tindakan yang mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA), intoleransi, serta radikalisme telah menghantam urat nadi perekonomian
nasional. Pasar keuangan dan pasar modal Indonesia mulai bergejolak pada bulan
November 2016. Saat itu muncul sentimen negatif yaitu kasus tuduhan penistaan
agama terhadap Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah ormas pun turun ke jalan atau
aksi damai untuk meminta Presiden Joko Widodo segera memproses hukum Ahok.
Masyarakat indonesia yang tidak mendukung Ahok akan terus bergejolak selama
proses hukum berlangsung.
Kasus
penistaan agama dengan tersangka Ahok memberikan dampak negatif bagi persatuan
dan kesatuan bangsa serta perekonomian di Indonesia. Masyarakat indonesia
menjadi berkubu-kubu antara yang pro dan kontra terhadap Ahok. Sedangkan dari
sudut pandang perekonomian, isu SARA ini mengakibatkan rupiah melemah cukup
dalam, dibandingkan mata uang negara lain di kawasan. Tidak hanya itu, sejak
awal November 2016 dana investor asing hengkang dari pasar saham maupun
obligasi.
Hal itu dikarenakan kondisi di Indonesia dianggap tidak aman sebagai
lahan investasi sehingga para investor tidak mau mengambil resiko dari meluasnya
isu SARA di Indonesia. Para pengusaha Indonesia juga mengalami kerugian yang
cukup besar. Selama kasus SARA meluas sering terjadi aksi damai yang melibatkan
masyarakat dari berbagai wilayah di Indonesia. Hal itu menyebabkan penurunan
sejumlah aktivitas dalam perusahaan selama aksi damai, penurunan daya beli
masyarakat, dan penurunan omset perusahaan karena banyak berbagai usaha yang
tutup selama beberapa kali aksi damai berlangsung. Jika isu SARA semakin meluas
maka dampak yang ditimbulkan bukan hanya memecah belah persatuan bangsa, tetapi
juga melemahkan perekonomian bangsa.
Tanggungjawab
untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya milik pemerintah tetapi
masyarakat juga perlu berperan aktif dalam menjaga kondisi negara supaya tetap
kondusif, aman, dan jauh dari konflik SARA. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah
memperkuat agama dengan kepercayaan masing-masing, saling menghormati satu sama
lain, menghindari perkataan yang dapat menyinggung suku, agama, ras, dan
antargolongan yang berbeda, serta memiliki hati yang luas dengan memandang suatu
masalah dari berbagai sudut pandang.
Guna mengatasi persoalan sampah plastik, pemerintah akan menggunakan campuran sampah plastik dengan aspal untuk pembangunan jalan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitanmengungkapkan, proyek ini baru memasuki tahap uji coba dan akan dijalankan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut Luhut, ada beberapa manfaat positif yang bisa didapatkan jika sampah plastik bisa digunakan untuk pembangunan jalan di Indonesia.
Selain mengurangi jumlah sampah plastik yang setiap tahunnya bertambah, pencampuran plastik dengan aspal juga bisa menghemat pembangunan biaya infrastruktur jalan.
"Kami sudah mulai pilot project, bulan depan," di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (13/7/2017).
Luhut mengungkapkan, dalam melakukan uji coba tersebut, Indonesia telah belajar terlebih dahulu kepada India yang telah sukses menjalankan cara tersebut untuk pembangunan jalan.
"Kita belajar dari mana? Dari India, dan India sudah buat 120.000 kilometer jalan," papar Luhut.
Selain itu, beberapa tim ahli dari Kementerian PUPR telah melihat langsung ke India untuk melihat langsung proyek jalan yang lapisan aspalnya menggunakan campuran sampah plastik.
"Ada tiga keuntungan, satu cost-nya (pembangunan) jalan itu berkurang 7 persen. Kedua, maintenance (perawatan) dari jalan itu berkurang, karena ini jadi lebih kuat, dan ketiga tentu sampah jadi kurang," ungkapnya.
Menurutnya, persoalan sampah plastik perlu penanganan yang lebih terintegrasi dan sentuhan teknologi, agar sampah plastik bisa digunakan dan tidak menjadi sampah yang membahayakan bagi kesehatan dan juga pencemaran di laut.
"Plastik ini bahaya kalau dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia, akan terkontaminasi pada bayi segala macam, masa kita mau generasi kita yang akan datang generasi yang DNA punya kelamahan sana sini," jelas Luhut.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mulai melakukan pencampuran sampah plastik dengan aspal yang akan diaplikasikan di beberapa ruas jalan wilayah Bekasi.
Proyek percontohan tersebut dimaksudkan untuk mengatasi masalah penumpukan plastik di Indonesia.
Hasil penelitian yang dilakukan lembaganya, di Indonesia dibutuhkan 2,5 ton sampah plastik untuk jalan sepanjang satu kilometer dengan lebar tujuh meter.
Sedangkan, untuk jalan dengan beban lalulintas berat dibutuhkan dua lapisan plastik, atau lima ton.
"Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer," ujar Danis dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/7/2017).
Dengan campuran plastik, aspal yang dihasilkan pun lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran.
Standardisasi teknologi tersebut saat ini tengah dilakukan pihaknya, agar bisa diterapkan untuk kebutuhan jalan besar atau jalan kecil, di seluruh wilayah Tanah Air.
"Stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik, lebih lama. Stabilitasnya meningkat 40 persen. Ini menjadikan kinerja lebih baik lagi," kata Danis.
Di Indonesia, plastik yang digunakan adalah sampah kantong plastik kresek. Alasannya, sampah plastik botol lebih memiliki nilai ekonomis atau dapat dijual kembali.
Terlebih, jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.
Estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton/km jalan. Maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Safri Burhanuddin mengatakan, pihaknya mengantisipasi kekurangan limbah plastik di masa datang.
Caranya, dengan bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Sampah Plastik (ADUPI).
"ADUPI di 16 kota telah berkomitmen kepada kami untuk menyediakan sampah plastik di kota-kota tersebut," tutup dia.
Untuk diketahui, teknologi tersebut ditemukan oleh seorang ilmuwan kimia dari India, Rajagopalan Vasudevan pada tahun 2015.
Hingga kini India telah membangun jalan sepanjang lebih dari 25,000 km dari aspal berbahan limbah plastik ini.
Juni lalu, Kemenko Maritim telah menandatangani MoU untuk transfer teknologi dan penggunaan hak paten teknologi tersebut di dalam negeri.
source: kompas.com
Dari sisi keuangan, ternyata rasa malas memiliki konsekuensi yang tidak kecil. Rasa malas bahkan bisa menimbulkan kerugian yang berlipat ganda dari sisi keuangan.
Bayangkan saja, jika Anda malas mengantri di ATM untuk membayar cicilan, lalu cicilan melewati jatuh tempo, Anda akan mengalami banyak kerugian. Kerugian paling sederhana, Anda akan terkena denda keterlambatan.
Kerugian lainnya, karena Anda malas membayar cicilan, credit score Anda di bank akan jelek. Akibatnya berikutnya, Anda akan sulit mendapatkan pinjaman dari bank lagi jika suatu saat membutuhkan dana dari bank.
Berikut ini 5 kemalasan kecil tapi bisa mengakibatkan kerugian besar buat Anda:
1. Tidak mencatat tanggal jatuh tempo
Setiap tagihan memiliki tanggal jatuh tempo. Itulah tanggal paling akhir Anda harus membayar cicilan. Di kartu kredit bahkan, sebaiknya Anda membayar cicilan dua hari sebelum tanggal jatuh tempo.
Malas mencatat tanggal jatuh tempo setiap tagihan akan berakibat sangat buruk bagi keuangan. Catat di buku saku atau di smartphone setiap tagihan, nominal, dan tanggal jatuh tempo.
Dengan begini, Anda akan terhindar denda gara-gara hal sepele, yakni lupa mengingat tanggal jatuh tempo cicilan.
Biaya yang muncul akibat hal sepele ini cukup besar. Tagihan internet misalnya: denda keterlambatannya sebesar Rp 30.000 sebulan.
Jika terjadi setiap bulan, dalam setahun Anda terkena denda hingga Rp 360.000. Ini hanya dari satu tagihan. Jika kamu punya 4 tagihan, jumlahnya akan mencapai Rp 1.440.000 per tahun, sebuah biaya yang tidak kecil.
2. Malas Top Up Uang Elektronik
Malas yang satu ini juga cukup berbahaya dari sisi keuangan. Maklum saat ini setiap mengisi ulang (top up) uang elektronik, nasabah akan terkena biaya sebesar Rp 2.000 (termasuk PPN sebesar Rp 182). Biaya ini antara lain muncul jika kamu mengisi ulang di loket Trans Jakarta.
Dalam sebulan, jika kamu melakukan isi ulang sebanyak 5 kali, karena malas mengisi uang elektronik dengan jumlah yang cukup, kamu akan terkena biaya Rp 10.000. Dalam satu tahun jumlah bisa mencapai Rp 120.000.
Sebab itu, isilah uang elektronikmu, termasuk tiket transportasi publik dengan jumlah yang cukup. Alokasikan untuk kebutuhan transaksi sebulan. Daripada kamu bolak balik mengisi uang elektronikmu dan terkena biaya top up yang cukup besar.
3. Malas Memakai Transportasi Umum
Kemalasan yang satu ini juga sangat besar dampaknya bagi kocek kamu. Jika kamu malas memakai transportasi umum, dan memilih kendaraan motor atau mobil pribadi, uang yang harus kamu keluarkan lebih besar.
Sebaliknya jika kamu lebih memilih memakai tranportasi umum, kamu akan menghemat hingga jutaan rupiah. Dan jika uang itu dikembangkan dalam instrumen investasi reksadana, bisa berkembangkan menjadi Rp 200 juta dalam sekian tahun. Lihat kalkulasinya di sini.
4. Malas Membandingkan Sebelum Bertransaksi/Membeli
Sebelum kamu membeli sesuatu, lakukanlah perbandingan lebih dahulu. Dengan melakukan perbandingan, kamu akan tahu, apakah harga yang harus kamu bayar itu mahal, sesuai harga pasar, atau murah. Jika kamu langsung bertransaksi, sementara harganya terbilang mahal, kamu akan mengalami kerugian.
Prinsip ini berlaku untuk banyak hal. Termasuk di bidang keuangan. Jika kamu melakukan perbandingan terhadap kartu kredit atau kredit tanpa agunan yang akan kamu ajukan, akan menghemat hingga Rp 10 juta dengan mendapatkan kartu kredit yang tepat. Lengkapnya baca di sini.
5. Malas Menyisihkan Tabungan dan Investasi di Awal Bulan
Kemalasan yang satu ini terkesan sepele, tapi konsekuensi juga besar. Kamu selalu menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi setelah pertengahan bulan, bahkan diakhir bulan dari sisa belanja bulanamu.
Kamu malas mengubah kebiasaan keuangan ini, sehingga kamu kehilangan emas untuk mengembangkan dana. Jika berlangsung setiap bulan selama sekian tahun, kerugianmu akan semakin besar.
Sebaiknya segera ubah kebiasaan keuanganmu dan mulailah menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi sejak pertama kamu menerima gaji bulanan. Semakin cepat kamu memulai kebiasaan baik ini, semakin besar keuntungan yang akan kamu dapat.
source:kompas.com
source:kompas.com
Sunday, July 2, 2017
Note: dianjurkan untuk melihat dari desktop view.
August 2017
|
||||||
Sun
|
Mon
|
Tue
|
Wed
|
Thu
|
Fri
|
Sat
|
1
|
2
Pelaksanaan UAS kuliah Praktikum (sen,rab,jum)
|
3
Pelaksanaan UAS kuliah Praktikum (sel,kam,sab)
|
4
|
5
|
||
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
UAS Semester Pendek.
Pelaksanaan KUM ITT Mahasiswa di Lapangan
|
15
UAS Semester Pendek.
Batas akhir pengisian krs asistensi dan praktikum |
16
|
17
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
|
18
UAS Semester remedial |
19
UAS Semester remedial
|
20
|
21
Awal Kuliah Semester Gasal 2017/2018
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
Akhir Pelaksanaan KUM ITT
|
Sumber: kalender akademik universitas trisakti juli dan agustus 2017.