• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • Youtube

Sunday, July 30, 2017

Pembangunan Jalanan Campuran Limbah Plastik Pertama di Indonesia

Image result for sampah plastik di indonesia


Guna mengatasi persoalan sampah plastik, pemerintah akan menggunakan campuran sampah plastik dengan aspal untuk pembangunan jalan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitanmengungkapkan, proyek ini baru memasuki tahap uji coba dan akan dijalankan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut Luhut, ada beberapa manfaat positif yang bisa didapatkan jika sampah plastik bisa digunakan untuk pembangunan jalan di Indonesia.
Selain mengurangi jumlah sampah plastik yang setiap tahunnya bertambah, pencampuran plastik dengan aspal juga bisa menghemat pembangunan biaya infrastruktur jalan.
"Kami sudah mulai pilot project, bulan depan," di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (13/7/2017).
Luhut mengungkapkan, dalam melakukan uji coba tersebut, Indonesia telah belajar terlebih dahulu kepada India yang telah sukses menjalankan cara tersebut untuk pembangunan jalan.
"Kita belajar dari mana? Dari India, dan India sudah buat 120.000 kilometer jalan," papar Luhut.
Selain itu, beberapa tim ahli dari Kementerian PUPR telah melihat langsung ke India untuk melihat langsung proyek jalan yang lapisan aspalnya menggunakan campuran sampah plastik.
"Ada tiga keuntungan, satu cost-nya (pembangunan) jalan itu berkurang 7 persen. Kedua, maintenance (perawatan) dari jalan itu berkurang, karena ini jadi lebih kuat, dan ketiga tentu sampah jadi kurang," ungkapnya.
Menurutnya, persoalan sampah plastik perlu penanganan yang lebih terintegrasi dan sentuhan teknologi, agar sampah plastik bisa digunakan dan tidak menjadi sampah yang membahayakan bagi kesehatan dan juga pencemaran di laut.
"Plastik ini bahaya kalau dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia, akan terkontaminasi pada bayi segala macam, masa kita mau generasi kita yang akan datang generasi yang DNA punya kelamahan sana sini," jelas Luhut.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mulai melakukan pencampuran sampah plastik dengan aspal yang akan diaplikasikan di beberapa ruas jalan wilayah Bekasi.
Proyek percontohan tersebut dimaksudkan untuk mengatasi masalah penumpukan plastik di Indonesia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan uji coba pembangunan jalan aspal dengan campuran limbah plastik, sepanjang 700 meter di Universitas Udayana, Bali, Sabtu (29/7/2017).

Hasil penelitian yang dilakukan lembaganya, di Indonesia dibutuhkan 2,5 ton sampah plastik untuk jalan sepanjang satu kilometer dengan lebar tujuh meter.
Sedangkan, untuk jalan dengan beban lalulintas berat dibutuhkan dua lapisan plastik, atau lima ton.
"Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer," ujar Danis dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/7/2017).
Dengan campuran plastik, aspal yang dihasilkan pun lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran.
Standardisasi teknologi tersebut saat ini tengah dilakukan pihaknya, agar bisa diterapkan untuk kebutuhan jalan besar atau jalan kecil, di seluruh wilayah Tanah Air.
"Stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik, lebih lama. Stabilitasnya meningkat 40 persen. Ini menjadikan kinerja lebih baik lagi," kata Danis.
Di Indonesia, plastik yang digunakan adalah sampah kantong plastik kresek. Alasannya, sampah plastik botol lebih memiliki nilai ekonomis atau dapat dijual kembali.
Terlebih, jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52  juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.
Estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton/km jalan. Maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Safri Burhanuddin mengatakan, pihaknya mengantisipasi kekurangan limbah plastik di masa datang.
Caranya, dengan bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Sampah Plastik (ADUPI).
"ADUPI di 16 kota telah berkomitmen kepada kami untuk menyediakan sampah plastik di kota-kota tersebut," tutup dia.
Untuk diketahui, teknologi tersebut ditemukan oleh seorang ilmuwan kimia dari India, Rajagopalan Vasudevan pada tahun 2015.
Hingga kini India telah membangun jalan sepanjang lebih dari 25,000 km dari aspal berbahan limbah plastik ini.
Juni lalu, Kemenko Maritim telah menandatangani MoU untuk transfer teknologi dan penggunaan hak paten teknologi tersebut di dalam negeri.

source: kompas.com

0 comments:

Post a Comment

Artikel Opini

Feminimisme : Perempuan Sama dengan Laki-laki?

Hubungi Kami

Silahkan pilih melalui platform di bawah ini


Kesekretariatan

Gedung L lt.2, Universitas Trisakti Kampus A, Grogol, Jakarta Barat

Official LINE@

@uri2115o | BPHMJ-AK TRISAKTI

E-mail

bphmjaktrisakti@yahoo.co.id